NO WASTING TIME!

Mendamba UN yang Jujur

OPINI | Dimuat di Jurnal Nasional pada Senin 18 April 2011

Sertifikasi Otomatis Cetak Guru Profesional?

Dimuat di Harian Solopos pada Selasa 4 Nopember 2008

Wajah Bopeng Pendidikan Kita

Refleksi Hardiknas

Kaji Ulang Ujian Nasional

Dimuat di Jurnal Nasional pada Sabtu 11 Mei 2013

Setelah RSBI dibubarkan

OPINI | Sutrisno, Guru SMPN 1 Wonogiri

Senin, 22 Mei 2023

KISI-KISI TES SUMATIF AKHIR TAHUN KELAS 8 DAN KELAS 7

 


KISI-KISI TES SUMATIF AKHIR TAHUN 

KELAS 8 DAN KELAS 7

TAHUN PELAJARAN 2022/2023


SMP NEGERI 1 WONOGIRI


BAHASA INGGRIS KELAS 7 DOWNLOAD DISINI

BAHASA INGGRIS KELAS 8 DOWNLOAD DISINI

MATEMATIKA KELAS 7 DOWNLOAD DISINI

MATEMATIKA KELAS 8 DOWNLOAD DISINI

BAHASA INDONESIA KELAS 7 DOWNLOAD DISINI

BAHASA INDONESIA KELAS 8 DOWNLOAD DISINI

IPA KELAS 7 DOWNLOAD DISINI

IPA KELAS 8 DOWNLOAD DISINI

IPS KELAS 7 DOWNLOAD DISINI

IPS KELAS 8 DOWNLOAD DISINI

Rabu, 05 April 2023

KISI-KISI PENILAIAN SUMATIF AKHIR SATUAN PENDIDIKAN KELAS IX


Penilaian Sumatif Akhir Satuan Pendidikan adalah istilah baru untuk Ujian Sekolah di lingkungan pendidikan jenjang Sekolah Menengah Pertama di Kabupaten Wonogiri.

Adapun garis besar materi yang akan diujikan tertuang dalam kisi-kisi di bawah ini, 

KISI-KISI DAPAT DIDOWNLOAD SESUAI LINK MASING-MASING MAPEL

MAPEL AGAMA BUDHA

MAPEL AGAMA ISLAM

MAPEL AGAMA KATOLIK

MAPEL AGAMA KRISTEN

MAPEL BAHASA INDONESIA

MAPEL PPKn

MAPEL MATEMATIKA

MAPEL BAHASA INGGRIS

MAPEL ILMU PENGETAUAN ALAM

MAPEL ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

MAPEL BAHASA JAWA

MAPEL PJOK

MAPEL PRAKARYA PENGOLAHAN

MAPEL PRAKARYA REKAYASA

LINK rar file

Semoga bermanfaat

Salam dari trisnosolo channel

Jangan lupa tonton videonya... like, komen, share & subscribe 

Senin, 27 Maret 2023

KISI-KISI PENILAIAN SUMATIF AKHIR TAHUN KELAS IX

 

Istimewa


PENILAIAN SUMATIF AKHIR TAHUN KELAS IX 

SMP NEGERI 1 WONOGIRI

Tahun Pelajaran 2022/2023


Kisi-kisi untuk kalangan sendiri silahkan download sesuai Mata Pelajaran masing-masing pada link bawah ini:

DOWNLOAD BAHASA INDONESIA

DOWNLOAD AGAMA ISLAM

DOWNLOAD AGAMA KATOLIK

DOWNLOAD AGAMA KRISTEN

DOWNLOAD BAHASA INGGRIS

DOWNLOAD MATEMATIKA

DOWNLOAD IPS

DOWNLOAD PPKn

DOWNLOAD BAHASA JAWA

DOWNLOAD PRAKARYA PENGOLAHAN

DOWNLOAD PRAKARYA REKAYASA

DOWNLOAD file rar

Semoga bermanfaat

Salam trisnosolo



Selasa, 28 Februari 2023

Kisi-Kisi PTS dan ATS Semester Genap Tahun 2022/2023 Mapel Bahasa Inggris

 



Kisi-Kisi Penilaian Tengah Semester dan Afirmatif Tengah Semester Genap

Tahun Pelajaran 2022/2023

Mata Pelajaran Bahasa Inggris

Silahkan klik link download di bawah ini:

KELAS 7 DOWNLOAD 

KELAS 8 DOWNLOAD 

KELAS 9 DOWNLOAD 


Find me on ...

YouTube trisnosolo

Instagram trisnosolo

Facebook Trisnosolo



Selasa, 17 Januari 2023

UNDERSTANDING ENGLISH GRAMMAR

 


File PDF bisa diunduh dalam link di bawah ini:



ENGLISH GRAMMAR THROUGH STORIES

 



File PDF silahkan unduh link di bawah ini:

DOWNLOAD English Grammar Through Stories


MEMUTUS AKSI TAWURAN PELAJAR


MEMUTUS AKSI TAWURAN PELAJAR

Ironi benar negeri kita ini, siswa yang seharusnya belajar malahan tawuran hingga jatuh korban nyawa. Dalam sebulan terakhir, seorang siswa Sekolah Menegah Kejuran Negeri (SMKN) di Kota Tangerang berinisial RAS (17) tewas usai terlibat tawuran. Nyawa RAS tak terselamatkan karena mengalami luka parah di perutnya setelah disabet celurit. sebelumnya,F, pelajar SMK Negeri 9 Medan, Sumatera Utara juga tewas setelah terlibat tawuran dengan pelajar dan alumni sekolah lain di Deli Serdang. Sama seperti yang menimpa RAS, F juga terkena bacokan celurit saat tawuran. Balas dendam menjadi alasan penyerangan siswa SMKN 10 Semarang disertai membacok siswa SMKN 3 Semarang di sekolahnya (Solopos.com, 14/12/2022).

Tawuran antar pelajar yang banyak kita lihat bisa saja merupakan fenomena laten, yang suatu saat bisa muncul kapan, dimana dan tiba-tiba dan kita tidak bisa mengetahui hal tersebut. Nyaris saban akhir pekan, polisi di Jakarta, Tangerang, Bogor, Depok, dan Bekasi memiliki satu atau dua kasus tawuran. Mirisnya, para pelaku tawuran ini adalah anak-anak yang masih remaja atau sekolah. Hemat saya, para siswa yang melakukan tawuran itu mengalami gangguan emosional. Kalau emosional stabil, mereka akan berpikir dua kali untuk melakukan hal tersebut. Selain itu, sekolah tidak mempunyai sistem akademis yang kuat untuk bisa memberikan pemahaman akan pentingnya budi pekerti. Terlebih lagi, remaja usia 15-18 tahun sedang mencari jati diri. Namun karena sistem akademis di sekolah tidak kuat, mereka mencarinya di luar dengan cara tawuran. Selain itu, pelajar pun memiliki beban belajar yang cukup besar.

Tetapi bisa juga perilaku anak-anak itu hanya akibat meniru tayangan kekerasan di televisi. Hal ini didukung faktor keluarga dan lingkungan yang penuh dengan kekerasan sehingga memacu reaksi emosional remaja untuk terlibat tawuran. Karena tidak mendapat perhatian (kasih sayang) dari orangtua dan lemahnya pengawasan orang terdekat, para pelajar berpotensi masuk ke lingkungan sosial yang tidak sehat dan terjangkit penyakit sosial (berkelahi, judi, merokok, alkohol, dll). Hal itu diperparah dengan dangkalnya pemahaman agama pelajar sehingga mudah terpengaruh provokasi, hasutan, dan ajakan untuk melakukan tindakan kekerasan.

Menurut teori perkembangan kepribadian Erikson, seorang remaja akan memasuki masa kekaburan identitas. Ia menjadi sadar bahwa dunia yang didiaminya kompleks; jawaban-jawaban yang diperolehnya pada masa kecil kini tidak memadai. Pertanyaan who am I semakin menguat. Selanjutnya, Richard Logan, mengutarakan bahwa pada masa ini, akan ada suatu mekanisme pertahanan untuk mengurangi kecemasan yang timbul akibat kekaburan identitas, yaitu munculnya identitas negatif. Identitas negatif ini akan menjadi pelarian dan barang pengganti atas kecemasan akan kekaburan identitas yang dialaminya. Salah satu bentuk identitas negatif adalah tawuran.

Tawuran pelajar yang dilakukan siswa tingkat SMP dan SMA/SMK merupakan cermin kegagalan sebuah sistem pendidikan. Ada yang salah dalam sistem pendidikan di negeri ini, hilangnya etika, perilaku baik, disiplin, merasa benar sendiri, serta tidak menghargai orang lain. Hakikat pendidikan adalah membangun manusia seutuhnya untuk menjadi pribadi-pribadi unggul, dewasa, dan bertanggung jawab. Namun idealisme pendidikan itu terasa masih jauh panggang dari api. Hal itu disebabkan oleh adanya inkonsistensi dalam input, proses, dan tujuan pendidikan,

Harus diingat, bahwa pelajar sebagai generasi pelanjut kepemimpinan bangsa, eksistensinya sangat menentukan nasib bangsa ini di masa depan. Sehingga sangat disayangkan jika sikap dan tindakan pelajar tidak mencerminkan sebagai generasi bangsa yang berkualitas. Lalu, bagaimana memutus aksi tawuran pelajar?

Dari pihak sekolah, perlu pembenahan sistem pendidikan. Pengembangan model pembelajaran problem solving based bisa menjadi solusi. Inti pembelajaran di sekolah, menurut Gagne's (1980), adalah mendorong siswa mampu berpikir logis, sistematis, dan menjadi pemecah masalah yang baik (better problem solvers). Selanjutnya, penguatan kultur akademik sekolah yang demokratis dan egaliter. Ini membebaskan sumbat-sumbat impuls pemicu awal tindak kekerasan. Selain itu, penyediaan lingkungan alam dan sosial pendidikan yang memadai, nyaman, aman, dan menyenangkan akan mengabsorb impuls penyebab tindak kekerasan di luar sekolah.

Institusi sekolah juga jangan menekan siswa dengan berbagai tuntutan yang berlebihan. Begitu pula dengan orang tua. Bahkan, Philomena Aqudo mengungkapkan bahwa remaja jangan diberikan tantangan yang terlalu berat karena hal itu justru dapat merusak disiplin diri. Sebaliknya, perhatikan dan kembangkan kompetensi tiap pribadi. Dengan begitu, ia akan dapat mengembangkan dirinya dalam kegiatan yang positif sehingga ia tidak sempat ikut tawuran. Di sekolah sebaiknya dihilangkan kastanisasi siswa karena hedonisme pendidikan yang merusak sistem pembelajaran. Kastanisasi siswa harus diganti dengan semangat kebersamaan, tanpa diskriminasi, dan pelajar yang cinta kerukunan.

Dari sisi pelajar, perilaku kekerasan atau anarkis yang sama sekali jauh dari identitas dirinya sebagai pelajar harus dihindari. Mendesain agenda program yang lebih menguatkan eksistensi diri sebagai seorang intelektual. Anita Lie dalam Cooperative Learning (2005), menegaskan bahwa siswa harus menjadi manusia yang mandiri sekaligus mampu hidup berdampingan dan menunjang kelangsungan hidup sesamanya. Lebih ideal lagi, jika pelajar mengambil peran penting dalam memberikan solusi alternatif terhadap kompleksitas masalah yang dihadapi masyarakat dan bangsa ini.

Peran orang tua dan keluarga. Para orang tua harus menyadari bahwa sekolah hanya mempunyai kompetensi mencerdaskan dan mendorong minat dan bakat sang anak. Tapi membangun kepribadian, karakter, dan akhlak tetaplah tugas mereka sendiri. Guru dan sekolah hanya mempunyai otoritas pengawasan pada jam belajar. Para orang tua dan keluarga, harus lebih intensif memberikan pendidikan moral dan humanitas serta melakukan pengawasan ketat atas aktivitas dan kegiatan anaknya. Ingat, pendidikan bukan hanya mengutamakan segi kognitif dan psikomotorik saja, tapi juga afektif. Justru dengan memperhatikan afeksi, kaum muda akan mencapai identitas yang sehat.

Sejalan dengan itu, maka pentingnya menggalakkan pendidikan karakter. Pendidikan karakter merupakan pendidikan yang berfokus pada pembinaan hati nurani yang dikembangkan dari nilai-nilai agama, moral, sosial, dan budaya. Hal ini ditanbah dengan pendidikan yang bernuansa perdamaian. Saya yakin, jika pendidikan karakter diterapkan secara benar dan maksimal, aksi tawuran pelajar dapat dihilangkan. Apapun ceritanya tawuran pelajar harus dihentikan, sebab pendidikan dimana kekerasan masih terdapat di dalamnya, telah kehilangan filosopi dan tujuannya. Dan kehilangan kedua pilar ini, sangat berbahaya bagi perjalanan bangsa ini ke depan.

Pencegahan tawuran pelajar seharusnya dapat dilakukan semaksimal mungkin, dengan cara korrdinasi, relasi, dan menciptakan suasana kondusif sekolah dengan melibatkan guru, orang tua, aparat keamanan, maupun masyarakat sekitar. Selanjutnya, menyusun program aksi penanggulangan tawuran pelajar berdasarkan analisis secara menyeluruh, melakukan evaluasi, serta pemantauan secara periodik dan berkelanjutan.

*Penulis adalah Sutrisno, Guru SMPN 1 Wonogiri
** Artikel ini dimuat di Harian Solopos Edisi Rabu Pahing tanggal 11 Januari 2023