Dimuat di Koran Jakarta | Gagasan | Rabu, 26 November 2014
Mendamba UN yang Jujur
OPINI | Dimuat di Jurnal Nasional pada Senin 18 April 2011
Sertifikasi Otomatis Cetak Guru Profesional?
Dimuat di Harian Solopos pada Selasa 4 Nopember 2008
Wajah Bopeng Pendidikan Kita
Refleksi Hardiknas
Kaji Ulang Ujian Nasional
Dimuat di Jurnal Nasional pada Sabtu 11 Mei 2013
Setelah RSBI dibubarkan
OPINI | Sutrisno, Guru SMPN 1 Wonogiri
Rabu, 03 Desember 2014
Menggugat Profesionalitas Guru
Tanggal 25
November diperingati sebagai Hari Guru. Ini menjadi momentum merefleksikan diri
para pendidik tersebut. Dalam Indonesia Mengajar karya Anies Baswedan (2013),
dikatakan menjadi guru itu mulia. Ditekankan pula, mendidik adalah tugas
konstitusional negara. Tetapi sesungguhnya, mendidik merupakan tugas moral
setiap orang terdidik. Guru bertugas menanamkan nilai-nilai kebaikan dan
membentuk insan cerdas agar berilmu pengetahuan.
Guru diyakini
sebagai salah satu penjamin keberlangsungan peradaban. Sebagai fasilitator ilmu
dan keteladanan, guru-guru harus berkualifikasi serta berkompetensi. Good
education requires good teachers (pendidikan yang baik memerlukan guru-guru
yang baik pula). Hal ini ditegaskan lagi dalam Pasal 39 Ayat (2) Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas. Di situ disebutkan, pendidik merupakan
tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses
pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, membimbing dan melatih, serta
meneliti dan mengabdi masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
Guru juga
dituntut memiliki kompetensi. Pada Pasal 10 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen, kompetensi guru ada empat, yakni pedagogik,
kepribadian, sosial, dan profesional. Kompetensi pedagogik adalah kemampuan
mengelola pembelajaran peserta didik. Kompetensi kepribadian adalah kemampuan
kepribadian yang mantap, berakhlak mulia, arif, berwibawa, serta menjadi
teladan. Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pelajaran
secara luas dan mendalam. Kompetensi sosial adalah kemampuan
berkomunikasi-berinteraksi secara efektif-efisien dengan peserta didik sesama
guru, orang tua siswa, dan masyarakat.
Selanjutnya,
para guru yang telah disertifikasi mendapat tunjangan kesejahteraan. Dengan
kata lain, pemerintah menambah tunjangan kepada para guru yang sukses
sertifikasi. Pertanyaannya, apakah guru yang sudah sertifikasi lebih
berkualitas dibanding sebelumnya?
Membuktikan
Guru harus
membuktikan benar-benar profesional. Masyarakat mulai mempertanyakannya karena
beberapa indikasi. Di antaranya ujian nasional yang curang, tawuran pelajar,
kekerasan pada siswa, dan kualitas mengajar yang masih rendah. Itu semua
membuat masyarakat meragukan profesionalitas guru dan hasil pembelajarannya.
Profesionalitas
guru juga belum cukup hanya dengan dibuktikan lewat sertifikat karena hanya
simbol. Profesionalitas hanya dapat diraih dengan perjuangan panjang dan berat.
Usaha menciptakan profesi guru profesional sudah dilakukan pemerintah. Antara
lain mensyaratkan seorang guru mengikuti akta IV dan pendidikan khusus lain
agar bisa menjadi guru negeri di lingkungan pendidikan nasional. Berbagai
aturan pun telah dikeluarkan guna mendorong guru-guru lebih profesional. Tidak
banyak guru tergerak mau belajar menjadi profesional. Pemerintah kebingungan
akan keadaan ini.
Kemdiknas era
SBY akhirnya mengadakan Ujian Kompetensi Guru (UKG) guna mengetahui peningkatan
profesionalisme setelah diberi tunjangan sertifikasi. Hasilnya masih jauh dari
harapan pemerintah. Nilai guru-guru sertifikasi sebagian besar di bawah 70
(standar kelulusan). Guru-guru seperti itu seharusnya malu menghadapi murid
karena tidak lulus UKG.
Geist (2002) mengatakan
professionals are specialists and experts inside their fields. Their expertise
is not intended to be necessarily transferable to other areas, consequently
they claim no especial wisdom or sagacity outside their specialties. Guru yang
tidak berkualitas dari sisi pendidikan akademik maupun lainnya berdampak pada
hasil. Karena itu, perlu meningkatkan kualitas pendidikan dan kemampuan guru.
Prinsip-prinsip
profesionalitas guru tertera pada Pasal 7 UU Guru dan Dosen, di antaranya
memiliki bakat, minat, panggilan jiwa, dan idealisme. Berkomitmen meningkatkan
mutu pendidikan, keimanan, ketakwaan, dan akhlak. Berkualifikasi akademik dan
latar belakang pendidikan sesuai dengan tugas. Berkompetensi sesuai dengan
bidang tugas.
Menjadi guru
profesional tidak cukup sekadar berkualifikasi pendidikan. Dia juga memiliki
soft skill dan kompetensi kepribadian utuh. Dengan begitu, dia dapat bekerja
melaksanakan tugas. Dia harus menghayati mendidik sebagai panggilan hati
nurani. Hanya dengan begitu, pengajar akan senang dan berbahagia sebagai
seorang guru.
Jerome S
Arcaro, dalam bukunya, Quality in Education (1995): “The quality teacher is
able to respond to new challenges, adapt to changing demands, and be true to
his or her values and principles.” Mengajar bukan hanya menyampaikan yang telah
didapat saat kuliah karena memerlukan kreativitas dan inisiatif untuk menemukan
kebaruan di lingkungan sekitar. Jadi, mengajar bukan hanya proses transfer
pengetahuan.
Dalam buku
Karakter Guru Profesional karya Dr Hamka Abdul Aziz MSi (2012), dijelaskan
bahwa guru profesional memiliki ciri-ciri enterpreneurship, self motivation,
self growth, dan capability. Entrepreneurship artinya mempunyai kemandirian.
Dia dapat berdiri sendiri, tidak bergantung pada orang lain. Kemandirian harus
memancarkan kepribadian, kewibawaan, kejujuran, dan intelektual.
Guru profesional
mampu memotivasi diri sendiri untuk berbuat dan berkarya yang terbaik. Self
growth berarti berkembang mengikuti gerak zaman agar tidak ketinggalan.
Capability sebagai kemampuan, kecakapan, atau keterampilan. Dia mampu mengelola
waktu, menjiwai siswa, dan memotivasi murid.
Oleh sebab itu,
saat memilih profesi ini, di dalam hati harus bercita-cita memberi yang terbaik
bagi anak didik dalam proses belajar mengajar demi mencerdaskan bangsa. Harus
ada semangat belajar tinggi dari para guru guna menunjang pengajaran, jangan
sekadar mengejar sertifikasi.
Oleh Sutrisno
Penulis adalah seorang pendidik,
mahasiswa pascasarjana Universitas Muhammadiyah
Dimuat di Koran Jakarta | Gagasan | Rabu, 26 November 2014
Dimuat di Koran Jakarta | Gagasan | Rabu, 26 November 2014
Sabtu, 29 November 2014
KISI – KISI BAHASA INGGRIS KELAS VII
Sabtu, November 29, 2014
No comments
Silahkan di DOWNLOAD disini ->>KISI-KISI INGGRIS KELAS VII
KISI – KISI SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL
Satuan Pendidikan : SMP
Tahun Pelajaran : 2014/2015
Tahun Pelajaran : 2014/2015
Mata Pelajaran : Bahasa
Inggris
Waktu : 07.30 – 09.00
Waktu : 07.30 – 09.00
Kelas/Program : VII
Jumlah Soal : 50 soal Pilgan 5 Essay
Jumlah Soal : 50 soal Pilgan 5 Essay
Kompetensi Inti
KI 1:
Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya
KI 2:
Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli
(toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara
efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan pergaulan dan
keberadaannya.
KI 3: Memahami
pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan
kejadian tampak mata).
KI 4: Mencoba,
mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber
lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
No.
Urut
|
Kompetensi Dasar/
Indikator
|
Bahan Kelas/ smt.
|
Materi
|
Indikator Soal
|
Bentuk Tes
|
No. Soal
|
(1)
|
(2)
|
(3)
|
(4)
|
(5)
|
(6)
|
(7)
|
1
|
3.1. Memahami
fungsi sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan pada ungkapan sapaan,
pamitan, ucapan terimakasih, dan permintaan maaf, serta responnya, sesuai
dengan konteks penggunaannya.
|
VII/1
|
Dialog
tentang ungkapan sapaan/pamitan, ucapan terimakasih, dan permintaa maaf
Dialogue
siswa terlambat atau tidak mengerjakan PR
Dialogue
tentang ucapan terimakasih atas suatu
barang atau bantuan yang diberikan dan respondnya
|
·
Diberikan sebuah situasi, siswa mengidentifikasi ungkapan sapaan yang
benar sesuai konteks.
·
Diberikan sebuah situasi, siswa mengidentifikasi ungkapan untuk
menanyakan kabar/ keadaan seseorang yang benar.
·
Diberikan sebuah situasi, siswa mengidentifikasi respon dari kabar seseorang baik kabar baik
ataupun buruk dengan benar sesuai konteksnya.
·
Diberikan sebuah situasi siswa dapat mengidentifikasi ungkapan
pamitan/perpisahan dengan benar.
·
Diberikan sebuah situasi, siswa mengidentifikasi ungkapan permintaan
maaf yang benar.
·
Diberikan sebuah situasi, siswa Mengidentifikasi respon yang tepat
dari permintaan maaf permintaan maaf.
·
Siswa mengidentifikasi tujuan komunikatif atau fungsi social dari
suatu ugkapan yang digaris bawahi.
·
Diberikan sebuah situasi, siswa mengidentifikasi respon yang tepat
dari ucapan terimakasih
·
Diberikan sebuah situasi, siswa mengidentifikasi struktur teks dari
ungkapan permintaan maaf
·
Diberikan sebuah situasi, siswa mengidentifikasi respon yang tepat
dari permintaan maaf
·
Mengidentifikasi fungsi social dari apology
|
PG
PG
PG
|
1,
2,
3
4,
5,
6
7
8
9
10
11
|
2
|
3.2. Memahami fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan pada ungkapan perkenalan diri, serta responnya, sesuai dengan
konteks penggunaannya.
|
VII/1
|
Reading
Teks
dialog pendek dan sederhana tentang
perkenalan diri/orang lain dan respondnya
|
|
PG
PG
|
12, 13,14,
15
16, 17
|
3
|
3.3. Memahami fungsi
sosial, struktur teks, dan unsur kebahasaan dari teks untuk menyatakan dan
menanyakan nama hari, bulan, nama waktu dalam hari, waktu dalam bentuk angka,
tanggal, dan tahun.
|
VII
|
Sebuah kalender
dari bulan tertentu
Sebuah
jadwal pelajaran lengkap dengan hari, waktu dan jam
|
|
Pilihan
Ganda
|
18, 19
20, 21
22, 23,
24, 25
26, 27
|
4
|
4.3. Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan
menanyakan nama hari, bulan, nama waktu dalam hari, waktu dalam bentuk angka,
tanggal, dan tahun, dengan unsur kebahasaan
yang benar dan sesuai konteks.
|
VII/1
|
Jumbled
words tentang hari, tanggal pada bulan tertentu.
Gambar jam
|
|
Pilihan
Ganda
Pilihan
ganda
|
28, 29
30, 31
|
5
|
3.4. Memahami fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan dari teks pemaparan jati diri, sesuai dengan konteks penggunaannya
|
VII/1
|
Sebuah
gambar family tree
|
|
32
33, 34, 35
|
|
6
|
4.4. Menangkap makna pemaparan jati diri lisan dan tulis sangat
pendek dan sederhana.
|
VII/1
|
Paragraph
rumpang tentang pemaparan jati diri
|
|
36,
37,
38, 39
|
|
7
|
4.4. Menangkap makna pemaparan jati diri lisan dan tulis sangat
pendek dan sederhana
|
VII
|
Writing
Kalimat
acak tentang pemaparan jati diri
|
|
Piliha
ganda
|
40
|
8
|
3.5. Memahami fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan pada teks untuk menyatakan dan menanyakan nama dan jumlah
binatang, benda, dan bangunan publik yang dekat dengan kehidupan siswa
sehari-hari.
|
VII/1
|
Dialogue
tentang nama benda, binatang, benda atau bangunan public yang dekat dengan
kehidupan siswa sehari-hari
|
|
Pilihan
Ganda
|
41,
42
43
|
9
|
4.6. Menyusun teks lisan dan tulis untuk menyatakan dan
menanyakan nama binatang, benda, dan bangunan publik yang dekat dengan
kehidupan siswa sehari-hari, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks,
dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks
|
VII/1
|
Writing
Dialog rumpang
tentang menanyakan nama binatang, benda atau bangunan publik
|
|
Pilihan
Ganda
|
44, 45, 46
|
10.
|
3.11. Memahami fungsi sosial dan unsur kebahasaan dalam lagu
|
VII/1
|
Potongan
bait sebuah lagu
|
|
Pilihan
ganda
|
47
48
49, 50
|
11.
|
3.4. Memahami fungsi sosial, struktur teks, dan
unsur kebahasaan dari teks pemaparan jati diri, sesuai dengan konteks
penggunaannya
|
VII/1
|
Sebuah
essay pendek tentang pemaparan jati diri
|
Diberikan
sebuah teks pemaparan jati diri tentang anggota keluarga missal my father, my
sister. Siswa menjawab berbagai pertanyaan dari teks.
|
Essay
|
1, 2.
|
12.
|
4.5. Menyusun teks lisan dan tulis
untuk memaparkan dan menanyakan jati diri, dengan sangat pendek dan
sederhana, dengan memperhatikan fungsi sosial, struktur teks, dan unsur
kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
|
VII/1
|
Writing
Menyusun
sebuah pemaparan jati diri dari data yang tersedia
|
Menyusun sebuah essay pendek tentang
pemaparan jati diri dari data yang tersedia.
|
Essay terstruktur
|
3,
|
13
|
4.5. Menyusun teks lisan dan tulis untuk memaparkan dan menanyakan jati
diri, dengan sangat pendek dan sederhana, dengan memperhatikan fungsi sosial,
struktur teks, dan unsur kebahasaan yang benar dan sesuai konteks.
|
VII/1
|
Jumbled
sentences
|
|
Essay
|
4
|
5.
|
4.14
Menangkap makna lagu.
|
VII/1
|
Potongan
bait lagu dengan beberapa kata hilang
|
|
Essay
|
5 (a, b, c,
d, e)
|
Wonogiri, 22
Oktober 2014
Ketua
MGMP Bahasa Inggris Rayon Kabupaten
Wonogiri
Langganan:
Postingan (Atom)